Sunday, 25 October 2015

Cara Uji Total Suspended Particulate (TSP) dalam Udara Ambien dengan alat HVAS


Prinsip

Udara dihisap melalui filter di dalam shelter dengan menggunakan pompa vakum laju alir tinggi sehingga partikel terkumpul di permukaan filter. Jumlah partikel yang terakumulasi dalam filter selama periode waktu tertentu dianalisa secara gravimetri. Laju alir di pantau saat periode pengujian. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk satuan massa partikulat yang terkumpul per satuan volum contoh uji udara yang diambil sebagai µg/m3.



Bahan

Secara umum pemilihan filter bergantung terhadap tujuan pengujian. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah penentuan seleksi dan pemakaian karakteristik filter. Adapun beberapa macam filter yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
a) Filter serat kaca;
b) Filter fiber silika; dan
c) Filter selulosa.

CATATAN : Filter serat kaca dapat dipilih untuk contoh uji dengan kelembaban tinggi. Filter serat kaca dipilih karena dapat mengumpulkan partikel dengan kisaran diameter 0,1 µm – 100 µm. Adapun efisiensi pengumpulan berkisar 99,95% untuk ukuran partikel 0,3 µm.

Peralatan

a) peralatan HVAS seperti pada gambar 1 dilengkapi dengan skala/meter;
b) timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg;
c) barometer yang mampu mengukur hingga 0,1 kPa (1 mmHg);
d) manometer diferensial yang mampu mengukur hingga 4 kPa (40 mmHg);
e) pencatat waktu yang mampu membaca selama 24 jam ± 2 menit;
f) pencatat laju alir mampu membaca laju alir dengan ketelitian 0,03 m3/menit (1,0 ft3/menit);
g) termometer; dan
h) desikator

CATATAN : Penimbangan dilakukan pada ruangan dengan temperatur 15 0C – 27 0C dengan kelembaban relatif antara 0% - 50%.

Alat High Volume Air Sampler


Gambar 1 High Volume Air Sampler (HVAS)

Keterangan gambar:
A       adalah shelter;
B       adalah penyangga media filter;
C       adalah pompa vakum; dan
D       adalah media filter.


Pengambilan contoh uji

Pengambilan contoh uji dengan tahapan sebagai berikut :
a) Tempatkan filter pada filter holder.

b) Tempatkan alat uji di posisi dan lokasi pengukuran menurut metoda penentuan lokasi titik
    ambien.

c) Nyalakan alat uji dan catat waktu serta tanggal, baca indikator laju alir dan catat pula laju
    alirnya (Q1) untuk diteruskan pembacaan hasil dari kalibrasinya. Catat pula temperatur dan
    tekanan baromatik. Sambungkan pencatat waktu ke motor untuk mendeteksi kehilangan
    waktu karena gangguan listrik. pantau laju alir.

d) Lakukan pengambilan contoh uji selama 24 jam. Selama periode pengambilan, baca laju alir,
    temperatur, tekanan barometer minimal 2 kali, dikumpulkan hingga seluruh data terkumpul
    pada akhir pengukuran. Jika hanya pembacaan awal dan akhir dibuat,asumsikan bahwa
    perubahan pembacaan linear setiap waktu.

e) Catat semua pembacaan seperti baca laju alir (Q2), temperatur, dikumpulkan hingga seluruh
    data terkumpul pada akhir pengukuran.

f) Pindahkan filter secara hati-hati, jaga agar tidak ada partikel yang terlepas, lipat filter
    dengan partikulat tertangkap di dalamnya. Tempatkan lipatan filter dalam alumunium foil
    dan tandai untuk identifikasi.

CATATAN 1 : Obyek seperti serangga yang tertangkap dalam filter akan menambah berat. Pisahkan dengan menggunakan pinset

CATATAN 2 : Aerosol cair, seperti minyak dan partikel sisa pembakaran yang tertinggal di filter dapat menyebabkan filter yang digunakan menjadi basah dan menyebabkan filter rusak dan filtrasi tidak terjadi dengan baik.

CATATAN 3 : Senyawa dari gas atau uap yang bersifat reaktif dan terserap pada filter akan tertimbang sebagai senyawa partikulat.

CATATAN 4 : Bila filter sudah penuh dengan debu (ditandai dengan turunnya laju alir atau lebih dari 50%) maka filter diganti

CATATAN 5 : Kemungkinan terjadinya kegagalan voltase atau padamnya listrik pada saat pengambilan akan menyebabkan kesalahan, maka diharapkan pencatatan kontinyu dari laju alir.


Persiapan contoh uji

a) Tandai filter untuk identifikasi.

b) Kondisikan filter pada desikator (kelembaban 50%) atau di ruangan terkondisi (AC) dan
    biarkan selama 24 jam.

c) Timbang lembaran filter dengan timbangan analitik (W1).

d) Filter dibungkus dalam kotak dengan lembaran antara (glassine) dan bungkus dengan plastik
    selama tranportasi ke lapangan.


Pengujian contoh uji

a) Kondisikan filter pada desikator (kelembaban 50%) atau di ruangan terkondisi (AC) dan
    biarkan selama 24 jam.

b) Timbang filter sampai diperoleh berat tetap (W2).


Perhitungan

1. Koreksi laju alir pada kondisi standar


Koreksi laju alir kondisi standar

dengan pengertian:

Qs       adalah laju alir volum dikoreksi pada kondisi standar (m3/menit);
Q0       adalah laju alir volum uji (m3/menit);
Ts       adalah temperatur standar, 298 K;
T0       adalah temperatur absolut (273 + t ukur )dimana QooC ditentukan;
Ps       adalah tekanan baromatik standar, 101.3 kPa (760 mmHg);
Po       adalah tekanan baromatik dimana Qo ditentukan.

CATATAN Qo diukur minimal 2 kali.


2. Volum udara yang diambil


Volume udara yang diambil

dengan pengertian:

V       adalah volum udara yang diambil (m3);
Qs1       adalah laju alir awal terkoreksi pada pengukuran pertama (m3/menit);
Qs2       adalah laju alir akhir terkoreksi pada pengukuran kedua (m3/menit);
T       adalah durasi pengambilan contoh uji (menit).


3. Konsentrasi partikel tersuspensi total dalam udara ambien

Konsentrasi partikel tersuspensi total dalam contoh uji dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

Konsentrasi partikel tersuspensi total

dengan pengertian:

C         adalah konsentrasi massa partikel tersuspensi (µg/Nm3);
W1      adalah berat filter awal (g);
W2      adalah berat filter akhir (g);
V         adalah volum contoh uji udara, (m3);
106    adalah konversi g ke µg.


Referensi

SNI 19-7119.3-2005

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 

Sampling & Analisis Copyright © 2013
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger