Apa itu Flash point?
Flash point adalah suhu terendah di mana uap dari benda uji menyala bila dikenai sumber pengapian pada kondisi pengujian yang ditentukan.
Mengapa uji Flash point diperlukan?
Alasan mendasar adalah untuk menilai bahaya cairan atau semi-padat berkaitan dengan sifat mudah terbakar. Semakin rendah suhu flashpoint, semakin besar resiko. Data ini digunakan untuk mengambil tindakan pencegahan yang harus dilakukan Ketika menggunakan, menyimpan atau mengangkut cairan.
Ada 2 metoda pengujian flash point yaitu Open Cup dan Closed Cup, pada postingan ini akan dibahas mengenai pengujian menggunakan metoda Closed Cup (Pensky-Martens Closed Cup) berdasarkan ASTM D 93.
Pada metoda ASTM D 93 ada 2 prosedur, yaitu Method A atau Method B dengan perincian sebagai berikut
Parameter | Method A | Method B |
---|---|---|
Jenis Sampel | diesel oil, kerosine, new lubricating oil | residual fuel oils, cutback residual, used lubricating oils, campuran petroleum dengan solid |
Heating rate | 5 to 6°C/min | 1 to 1.6°C/min |
stirring rate | 90 to 120 rpm | 250 rpm |
Prinsip Analisis
Sejumlah sampel dipanaskan dengan kecepatan pemanasan tertentu sambil diaduk dalam sebuah cup tertutup yang tertentu pula. Pengujian penyalaan mulai dilakukan pada saat sampel mencapai temperatur tertentu dengan mendekatkan api penyala ke atas permukaan sampel, sampai flash point terdeteksi.
Peralatan
Normalab - NPM 221; Pensky Martens Closed Cup apparatus
LPG dan selang regulator
Ignition lighter
Prosedur analisis
1. Persiapan Alat
a. Hubungkan power supply ke sumber arus dan nyalakan alat
b. Pasang regulator gas pada tabung LPG dan atur flow rate secukupnya untuk pembakaran
2. Pengaturan parameter pengujian
a. Tentukan Method pengukuran (Method A atau B) sesuai golongan sampel
b. Pasang temperature probe pada Connector A atau B sesuai Method yang dipilih
c. Tekan tombol
d. Atur Set Point (SP1) dengan menekan tombol panah atas dan panah bawah sampai
menunjukkan angka 20 ℃ di atas estimasi flash point
e. tekan tombol untuk kembali ke display awal.
4. Pengujian sampel
a. Buka penutup sample cup, keluarkan sample cup dan bersihkan sehingga tidak ada sisa
sample.
b. Tuang sample sampai tanda batas (± 75 ml)
c. Tempatkan sample cup dalam heating block dan tutup kembali penutup sample cup.
d. Pasang stirring flexible dan masukkan temperature probe.
e. Nyalakan Pilot dan exposure burner menggunakan ignition lighter.
f. Atur nyala pengapian dengan memutar knob di bagian depan alat, periksa pengapian
pilot burner berdiameter ± 4 mm.
g. Tekan tombol panah atas dan bawah secara bersamaan dan lepas dengan cepat untuk
memulai pengujian. Muncul ”TEST RUNNING” di layar. Kenaikan temperatur akan
menyesuaikan Method yang dipilih
h. Ketika pembacaan temperatur 23 ± 5 ℃ dibawah estimasi flash point, matikan stirrer,
aplikasikan api dari pilot burner dengan menggeser penutup sample cup, Supplai api
ke dalam cup selama 1 detik (ujung pilot burner akan menukik ke lubang penutup).
i. Aplikasikan api setiap interval 1 ℃ untuk sampel yang mempunyai estimasi flash
point di bawah 100 ℃, dan setiap interval 2 ℃ untuk sampel yang mempunyai estimasi
flash point di atas 100 ℃
j. Jika nyala membakar dengan jelas uap dalam cup, maka temperature pada kondisi
tersebut dinyatakan sebagai flash point.
k. Stop temperatur regulator dengan menekan panah atas dan bawah secara bersamaan
selama 2 detik.
l. Matikan nyala api, tutup flow gas.
m. Matikan stirrer, keluarkan temperature probe dan angkat cup.
CATATAN : Apabila estimated flash point sampel yang diuji tidak diketahui, kondisikan
sampel pada suhu 15 ± 5 ℃, aplikasikan sumber api pada suhu 5 ℃ di atas temperatur
permulaan pengujian.
5. Ahir pengujian
a. Cabut regulator gas dari tabung LPG.
b. Buka penutup sample cup, dan buang sampel sisa analisis sesuai kebijakan lab, dan
bersihkan sample cup
c. Matikan alat
PElaporan
Laporkan flash point yang dicatat sebagai flash point P.M.C.C. dari sampel yang diuji dengan pembulatan 0,5°C
Referensi
Normalab - NM 221 manual
ASTM D 93
0 comments:
Post a Comment