1. Prinsip Analisis
Analit logam krom dalam nyala udara-asetilen diubah menjadi bentuk atomnya, menyerap
energi radiasi elektromagnetik yang berasal dari lampu katoda dan besarnya serapan
berbanding lurus dengan kadar analit.
2. Pereaksi
a) Air bebas mineral.
b) Asam nitrat (HNO3) pekat p.a.
c) Krom trioksida (CrO3) atau kalium dikromat (K2Cr2O7).
d) Gas asetilen (C2H2) HP dengan tekanan minimum 100 psi.
e) Larutan pengencer HNO3 0,05 M.
Larutkan 3,5 mL HNO3 pekat ke dalam 1000 mL air bebas mineral dalam gelas piala.
f) Larutan pencuci HNO3 5 % (v/v).
Tambahkan 50 mL asam nitrat pekat ke dalam 800 mL air bebas mineral ke dalam gelas
piala 1000 mL, lalu tambahkan air bebas mineral hingga 1000 mL dan homogenkan.
g) Udara tekan HP atau udara tekan dari kompresor.
3. Peralatan
a) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)- nyala.
b) Lampu katoda berongga (Hollow Cathode Lamp/HCL) krom.
c) Gelas piala 100 mL dan 250 mL.
d) Pipet volumetrik 10,0 mL dan 50,0 mL.
e) Labu ukur 50,0 mL; 100,0 mL dan 1000,0 mL.
f) Erlenmeyer 100 mL.
g) Corong gelas.
h) Kaca arloji.
i) Pemanas listrik.
j) Saringan membran dengan ukuran pori 0,45 um.
k) Timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001 g.
l) Labu semprot.
4. Persiapan pengujian
Siapkan contoh uji untuk dengan tahapan sebagai berikut:
a) Homogenkan contoh uji, pipet 50,0 mL contoh uji dan masukkan ke dalam gelas piala
100 mL atau Erlenmeyer 100 mL.
b) Tambahkan 5 mL HNO3 pekat, bila menggunakan gelas piala, tutup dengan kaca arloji
dan bila dengan Erlenmeyer gunakan corong sebagai penutup.
c) Panaskan perlahan-lahan sampai sisa volumenya 15 mL sampai dengan 20 mL.
d) Jika destruksi belum sempurna (tidak jernih), maka tambahkan lagi 5 mL HNO3 pekat,
kemudian tutup gelas piala dengan kaca arloji atau tutup Erlenmeyer dengan corong dan
panaskan lagi (tidak mendidih). Lakukan proses ini secara berulang sampai semua
logam larut, yang terlihat dari warna endapan dalam contoh uji menjadi agak putih atau
contoh uji menjadi jernih.
CATATAN Jika destruksi tidak sempurna, lihat tabel di bawah
Asam | Disarankan untuk analisis | Bisa berguna untuk contoh uji | Tidak disarankan untuk analisis |
---|---|---|---|
HCl | Ag | Sb, Ru, Sn | Th, Pb |
H2SO4 | Ti | - | Ag, Pb, Ba |
HClO4 | - | mengandung bahan organik | - |
HF | - | mengandung silika | - |
e) Bilas kaca arloji dan masukkan air bilasannya ke dalam gelas piala.
f) Pindahkan contoh uji ke dalam labu ukur 50,0 mL (saring bila perlu) dan tambahkan air
bebas mineral sampai tepat tanda tera dan dihomogenkan.
g) Contoh uji siap diukur serapannya.
4.1 Pembuatan larutan baku logam krom 100 mg Cr/L
a) Larutkan ± 0,192 g CrO3 atau ± 0,282 g K2Cr2O7 dengan air bebas mineral dalam labu
ukur 1000,0 mL ( 100 mg Cr/L).
b) Tambahkan 10 mL HNO3 pekat dan encerkan dengan air bebas mineral hingga tanda
tera, lalu homogenkan.
c) Hitung kadar krom berdasarkan hasil penimbangan.
CATATAN Larutan ini dapat dibuat dari larutan standar 1000 mg Cr/L siap pakai.
4.2 Pembuatan larutan baku logam krom 10 mg Cr/L
a) Pipet 10,0 mL larutan standar logam krom 100 mg/L ke dalam labu ukur 100,0 mL.
b) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan.
4.3 Pembuatan larutan kerja logam krom
Buat deret larutan kerja dengan 1 (satu) blanko dan minimal 3 (tiga) kadar yang berbeda
secara proporsional dan berada pada rentang pengukuran.
5. Prosedur dan pembuatan kurva kalibrasi
5.1 Pembuatan kurva kalibrasi
Kurva kalibrasi dibuat dengan tahapan sebagai berikut:
a) Operasikan alat dan optimasikan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat untuk
pengukuran krom total.
CATATAN 1 Salah satu cara optimasi alat dengan uji sensitifitas.
CATATAN 2 Tambahkan matrix modifier dan/atau atasi gangguan pengukuran sesuai
dengan AAS yang digunakan.
CATATAN 3 Pengukuran dilakukan pada nyala reduksi.
CATATAN 4 Bila diperlukan tambahkan 0,5 mL larutan hidrogen peroksida (H2O2) 30%
(v/v) ke dalam 50 mL contoh uji dan larutan standar untuk meningkatkan sensitifitas.
b) Aspirasikan larutan blanko ke dalam AAS-nyala kemudian atur serapan hingga nol.
c) Aspirasikan larutan kerja satu persatu ke dalam AAS-nyala, lalu ukur serapannya pada
panjang gelombang 357,9 nm, kemudian catat.
d) Lakukan pembilasan pada selang aspirator dengan larutan pengencer.
e) Buat kurva kalibrasi dari data pada butir 5.1.c) di atas, dan tentukan persamaan garis
lurusnya.
f) Jika koefisien korelasi regresi linier (r) < 0,995, periksa kondisi alat dan ulangi langkah
pada butir 5.1 b) sampai dengan c) hingga diperoleh nilai koefisien r ≥ 0,995.
5.2 Cara uji
Uji kadar krom total dengan tahapan sebagai berikut:
a) Aspirasikan contoh uji ke dalam AAS-nyala lalu ukur serapannya pada panjang
gelombang 357,9 nm. Bila diperlukan, lakukan pengenceran.
b) Catat hasil pengukuran.
6. Perhitungan
Kadar logam krom total (Cr-T)
Cr-T (mg/L) = C x fp
Keterangan:
C adalah kadar yang didapat hasil pengukuran (mg/L).
fp adalah faktor pengenceran.
Referensi
SNI 6989.17:2009
0 comments:
Post a Comment