Tuesday, 30 August 2016

Cara uji kadar Arsen (As) dengan GFAAS

0 comments


Prinsip Analisis
Contoh uji air dan air limbah ditambahkan asam nitrat kemudian dilanjutkan dengan pemanasan yang bertujuan untuk melarutkan analit arsen dan menghilangkan zat-zat pengganggu, selanjutnya diukur serapannya dengan GFAAS dengan gas argon sebagai gas pembawa.

Bahan
a) larutan induk arsen 100 mg/L;
b) asam nitrat (HNO3) pekat;
c) air bebas logam; dan
d) gas argon.

Peralatan
a) Graphite Furnace - Atomic Absorption Spectrophotometer (GFAAS);
b) alat pemanas;
c) labu ukur 50 mL; 100 mL dan 1000 mL;
d) gelas piala 100 mL dan 400 mL;
e) pipet volumetrik 1,0 mL; 2,0 mL; 5,0 mL dan 10,0 mL;
f) kaca arloji berdiameter 5 cm;
g) gelas ukur 25 mL;
h) pipet ukur 10 mL;
i) alat penyaring dengan ukuran pori 0,45 µm dilengkapi dengan filter holder dan pompa; dan
j) kertas saring.

Pengawetan contoh uji
Bila contoh uji tidak dapat segera dianalisis, maka contoh uji diawetkan dengan menambahkan HNO3 pekat sampai pH kurang dari 2 dengan waktu penyimpanan maksimal 6 bulan.


Persiapan Pengujian

1. Persiapan contoh uji
a) homogenkan contoh uji, masukkan 50 mL contoh uji ke dalam gelas piala 100 mL;
b) tambahkan 5 mL HNO3 pekat dan panaskan perlahan-lahan sampai sisa volumenya 15 mL sampai dengan 20 mL;
c) tambahkan lagi 5 mL HNO3 pekat, kemudian tutup gelas piala dengan kaca arloji dan panaskan lagi;
d) lanjutkan penambahan asam dan pemanasan sampai semua logam larut, yang terlihat dari warna endapan dalam contoh uji menjadi agak putih atau contoh uji menjadi jernih;
e) tambah lagi 2 mL HNO3 pekat dan panaskan kira-kira 10 menit;
f) bilas kaca arloji dan masukkan air bilasannya ke dalam gelas piala;
g) pindahkan contoh uji masing-masing ke dalam labu ukur 50 mL dan tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera;
h) contoh uji siap diukur.

2. Pembuatan larutan baku arsen 10 mg/L
a) Pipet 10 mL larutan induk arsen 100 mg/L dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mL;
b) Tambahkan larutan pengencer hingga tanda tera dan dihomogenkan.

3. Pembuatan larutan baku arsen 1 mg/L
a) Pipet 10 mL larutan baku arsen 10 mg/L dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
b) Tambahkan larutan pengencer hingga tanda tera dan dihomogenkan.


4. Pembuatan larutan kerja arsen
a) Pipet 0 mL; 1,0 mL; 2,0 mL; 5,0 mL dan 10,0 mL larutan baku arsen 1 mg/L dan masukkan masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.
b) Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera kemudian dihomogenkan sehingga diperoleh kadar arsen 0,0 µg/L, 10,0 µg/L; 20,0 µg/L; 50 µg/L dan 100,0 µg/L.

Prosedur kerja dan pembuatan kurva kalibrasi
1. Pembuatan kurva kalibrasi
a) atur alat GFAAS dan optimasikan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat untuk pengukuran arsen;
b) suntikkan larutan kerja ke dalam graphite furnace dan panaskan graphite furnace, kemudian catat serapannya. Ulangi hal yang sama untuk larutan kerja lainnya;
c) buat kurva kalibrasi dari data b) di atas, dan atau tentukan persamaan garis lurusnya.

2. Cara uji
a) Suntikkan contoh uji ke dalam graphite furnace alat GFAAS dan panaskan graphite furnace;
b) Catat serapannya.


Perhitungan

Kadar arsen (µg/L) = C x fp

dengan pengertian :
C adalah kadar yang didapat dari hasil pengukuran (µg/L);
fp adalah faktor pengenceran.


Referensi

SNI 06-6989.54-2005



Sunday, 28 August 2016

Kalibrasi Peralatan Laboratorium

0 comments


PENDAHULUAN

Dalam ISO 17025 klausul 5.5 dan 5.6 disebutkan bahwa peralatan yang mempunyai pengaruh signifikan pada hasil pengujian harus dikalibrai atau dicek untuk menetapkan peralatan tersebut memenuhi persyaratan spesifikasi laboratorium. Laboratorium harus memiliki program pemeliharaan untuk mencegah kegagalan peralatan dan menjamin bahwa peralatan bekerja sesuai dengan reliabilitas yang diperlukan untuk mutu hasil pengujian yang dikehendaki.



DEFINISI

Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu (wikipedia).



FREKUENSI KALIBRASI

Dalam tabel 1 SR – 03 (Persyaratan Tambahan untuk Akreditasi Laboratorium Pengujian Kimia dan Biologi- Jaminan Mutu Peralatan yang Digunakan dalam Laboratorium Pengujian Kimia dan Biologi) memberikan rekomendasi frekuensi normal dari kalibrasi atau pengecekan kinerja peralatan yang pada umumnya digunakan dalam bidang pengujian kimia atau biologi. Frekuensi kalibrasi yang direkomendasikan adalah cukup memadai, bila kriteria yang tersebut di bawah ini dapat dipenuhi:

(a) bahwa peralatan tersebut mempunyai kualitas yang baik dan kestabilan yang telah dibuktikan dengan rekaman yang memadai.

(b) bahwa laboratorium memiliki peralatan yang diperlukan dan staf yang kompeten serta keahlian untuk melaksanakan pengecekan internal yang memadai.

(c) bahwa bila terdapat kecurigaan atau indikasi kelebihan beban atau kesalahan penanganan, peralatan harus diperiksa dengan segera dan setelah itu diperiksa dalam interval yang cukup sampai dapat ditunjukkan bahwa stabilitas peralatan tidak terganggu.


Bila kriteria di atas tidak dapat dipenuhi atau metoda yang relevan menetapkan persyaratan yang lebih ketat, laboratorium harus mengadopsi frekuensi kalibrasi yang lebih sering.



REKAMAN KALIBRASI

Bila kalibrasi telah dilakukan oleh staf laboratorium, rekaman lengkap pengukuran tersebut harus dipelihara, termasuk rincian sebagai berikut;

Nama alat

Nama produsen

Nomor seri atau pengenal unik

Tanggal kalibrasi

Rencana Pemeliharaan dan tanggal jatuh tempo untuk kalibrasi berikutnya

Identitas individu yang melakukan kalibrasi



"OUT OF SERVICE"

Peralatan yang telah mengalami pembebanan lebih atau kesalahan penanganan, atau memberikan hasil yang mencurigakan, atau telah terbukti rusak atau di luar batas yang ditentukan, harus ditarik dari penggunaannya. Alat ini harus diisolasi dan/atau label yang jelas (Out of Service - Jangan Gunakan) untuk mencegah penggunaan sampai diperbaiki dan kalibrasi atau pengujian memperlihatkan kebenaran unjuk kerjanya.



Thursday, 25 August 2016

Screening Bahan Organik berhalogen dalam limbah

0 comments


TUJUAN

Prosedur ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan halogen (klorida, florida, bromide, dan iodida) di dalam senyawa organik.

Monday, 22 August 2016

Cara Uji Salt Content sampel Kondensat

0 comments


PRINSIP ANALISIS

Sampel uji homogen dilarutkan dalam pelarut mixed alcohol dan ditempatkan dalam wadah pengujian yang terdiri dari beaker gelas dan satu set elektroda. Sebuah tegangan istrik dihantarkan pada elektroda, dan arus yang dihasilkan diukur. Kandungan Klorida (garam) diperoleh dengan mengacu pada kurva kalibrasi arus terhadap konsentrasi klorida dari larutan yang telah diketahui.

Thursday, 18 August 2016

Analisis Sulfate-Reducing Bacteria (SRB)

0 comments



Pendahuluan

Bakteri pereduksi sulfat anaerob, anaerobic Sulfate-Reducing Bacteria (SRB), berada di mana-mana, termasuk di lingkungan industri pengolahan dan penyimpanan minyak dan gas. Mikroorganisme ini berkontribusi menimbulkan korosi sehingga perlu dipantau dan dikendalikan untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas metabolisme mereka.

 

Sampling & Analisis Copyright © 2013
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger