Friday, 21 July 2017

Root Cause Analysis


Apa itu Root Cause Analysis?
Root Cause Analysis (RCA) atau analisis akar penyebab adalah metode pemecahan masalah yang digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab kesalahan atau masalah (Wikipedia).

RCA merupakan suatu sistem metode pemecahan masalah bertujuan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah atau kejadian yang didasarkan pada keyakinan bahwa masalah paling baik dipecahkan dengan mencoba mengoreksi atau menghilangkan akar penyebab, dengan mengarahkan tindakan perbaikan pada akar penyebab, diharapkan kemungkinan keterulangan masalah akan diminimalkan.


Kapan RCA diperlukan?
Dalam klausul ISO 17025 butir 4.11.1, disebutkan bahwa Laboratorium harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menerapkan tindakan perbaikan, selanjutnya dalam butir 4.11.2, tindakan perbaikan harus dimulai dengan penyelidikan untuk menentukan akar penyebab kesalahan. Oleh karena itu, respon tindakan perbaikan juga harus mencakup hasil analisis akar penyebab (root cause analysis) dan bukti obyektif yang terarah (misalnya prosedur laboratorium yang direvisi, catatan pelatihan, dll.) untuk menunjukkan bahwa tindakan perbaikan telah dilaksanakan/selesai untuk mengatasi akar penyebabnya.


Tahapan umum untuk melakukan RCA sebagai berikut;
1. Menentukan masalahnya

2. Mengumpulkan data / bukti

3. Tanyakan mengapa (5 why) dan identifikasi akar penyebab sebenarnya terkait dengan masalah yang didefinisikan

4. Identifikasi tindakan perbaikan yang akan mencegah terulangnya masalah

5. Terapkan tindakan perbaikan

6. Amati tindakan perbaikan untuk memastikan efektivitas

7. Jika perlu, periksa ulang RCA


Alat dan Teknik untuk melakukan RCA
1. Flow Chart

Penggunaan Flow chart yang disajikan dalam format grafis mulai dari Awal tugas memudahkan identifikasi keterkaitan antar subyek dengan mengikuti gambar/chart. Penggunaan tehnik ini terbatas pada kegagalan sistem yang kompleks.



2. Rekaman

Memeriksa rekaman diperlukan untuk verifikasi kepatuhan terhadap persyaratan. Seluruh proses RCA bergantung pada catatan/rekaman yang tersedia. Kita bisa melihat pola dalam catatan/rekaman tindakan perbaikan.


3. Dokumen

Mengumpulkan dokumen terkait dapat menjelaskan suatu proses pekerjaan/pengujian dan apa yang seharusnya terjadi.


4. Wawancara

Metoda wawancara dilakukan dengan menanyakan kepada staf laboratorium (atau lainnya) untuk menjelaskan dokumen terkait, tindakan yang dilakukan oleh mereka dan permasalahan yang muncul. Hal ini diperlukan untuk membantu memahami alur kerja.


5. 5 Why?

Cara menggunakan 5 Why sebagai berikut;
1. Jelaskan masalah spesifik secara keseluruhan sehingga semua anggota tim pemecahan masalah akan memiliki pemahaman yang jelas mengenai masalah ini.

2. Tanyakan "Mengapa" masalah terjadi dan mencatat jawabannya di bawah masalah ini.

3. Jika jawaban yang diberikan tidak mengidentifikasi penyebab utama masalah yang diidentifikasi pada langkah 1, tanyakan "Mengapa" lagi dan catat jawabannya.

4. Ulangi langkah 3 sampai semua anggota tim pemecahan masalah sepakat bahwa akar permasalahannya teridentifikasi.

5. Saat mencari untuk memecahkan masalah, mulailah dari hasil akhirnya dan bekerja mundur (menuju akar permasalahan), terus bertanya: "Kenapa?" Anda harus mengulangi ini berulang-ulang sampai akar penyebab masalah menjadi jelas.



6. Fishbone Diagram

Fishbone Diagram atau diagram tulang ikan, sering pula disebut Ishikawa diagram merupakan pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada.



7. Checklist

Checklist bisa berguna untuk melacak pertanyaan dan potensi penyebabnya dan bermanfaat untuk mengatur keseluruhan proses, biasanya digunakan dengan alat lain untuk menentukan akar penyebab spesifik

Bagaimana bila terjadi keterulangan masalah?
Pastikan lab kembali menentukan akar penyebab baru, dikarenakan mungkin akar penyebabnya lebih dari satu.

1 comment: