Unit dasar untuk pengendalian mutu analitik adalah
batch analisis. Prinsip utama untuk mendeskripsikan bath analisis adalah bahwa semua sampel dalam satu batch, baik sampel lapangan dan sampel QC harus ditangani dengan cara yang sama, dan semua data dari setiap analisis harus dimanipulasi dengan cara yang persis sama.
Persyaratan minimum dari batch analisis sampel lingkungan adalah sebagai berikut;
1) Jumlah sampel (lapangan) dalam batch tidak melebihi 20.
2) Semua sampel (lapangan) dalam batch memiliki matriks yang sama (hampir sama).
3) Sampel QC untuk diproses dengan sampel (lapangan) meliputi:
• Blanko Reagen
• Laboratory Control Sample (LCS)
• Matrix Spiked sampel (lapangan)
• Duplicate Matrix Spiked sampel (lapangan)
• Sampel yang diidentifikasi sebagai field blank atau trip blank tidak dilakukan spike matriks atau diduplikasi
4) Reagen dengan lot sama digunakan untuk memproses bach sampel
5) Setiap proses dalam analisis dilakukan oleh seorang analis atau oleh satu tim analis (misal satu analis untuk preparasi sampel dan analis lain membaca di alat).
6) Sampel dianalisis secara kontinu dalam jangka waktu tidak melebihi 24 jam antara dimulainya proses sampel pertama dan sampel terakhir dari batch, kalau memungkinkan.
7) Sampel QC harus dianalisis bersamaan dengan sampel lapangan terkait, yang disiapkan bersama mereka.
8) Batch diberi nomor identifikasi unik yang dapat digunakan untuk mengkorelasikan sampel QC dengan sampel lapangan.
9) Batch QC mengacu pada sampel QC yang dianalisis dalam batch sampel (lapangan).
Saat mereview batch analisis sampel air, beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk memeriksa kebenaran analisis (
checking correctness of analyses) adalah sebagai berikut;
1. Periksa apakah keseimbangan ion (ion balance) berada dalam spesifikasi. Sebagai catatan, pastikan alkalinitas tidak dihitung lebih dari satu kali misalnya dihitung sebagai total alkalinitas dan alkalinitas bicarbonate.
2. Pastikan rasio TDS yang terukur di alat dengan TDS hasil kalkulasi (measured TDS/calculated TDS) berada pada kisaran 1.0 sampai 1.2.
3. Periksa rasio TDS/konduktivitas pada kisaran 0.55 sampai 0.7.
4. Pastikan jumlah anion dan kation adalah £ TDS.
5. Periksa jumlah anion (atau kation) harus 1/100 dari konduktivitas yang diukur, atau dengan kata lain, 100 × jumlah anion (atau kation), meq/L = (0.9–1.1) EC.
6. Periksa hasil pH yang anomali. Konfirmasi ulang harus dilakukan dengan melakukan duplikasi analisis.
7. Periksa bahwa logam yang 'disaring' kurang dari atau sama dengan logam 'total'.
8. Periksa bahwa alkalinitas tinggi dan asiditas rendah dikaitkan dengan pH tinggi sampel (dan sebaliknya).
9. Periksa apakah karbonat dan atau hidroksida terdeteksi, kondisi pH yang sesuai ada dalam sampel.
10. Periksa adanya anomali konsentrasi tinggi dari elemen 'langka' secara natural. (misal, As, Se, Hg.)
11. Periksa apakah hubungan nitrogen benar (misalnya NH4 £ TKN; NOx + TKN = TN; NH4 £ TN)
12. Periksa apakah hubungan fosfor benar. (Misalnya Reaktif P £ Total P.)