AdSense code Sampling & Analisis: Analisis Oil and Gas

Showing posts with label Analisis Oil and Gas. Show all posts
Showing posts with label Analisis Oil and Gas. Show all posts

Thursday, 10 August 2017

Perbedaan Closed Cup dan Open Cup Flash Point

1 comments

Ada berbagai metode untuk mengukur Flash Point, yang dapat dibagi menjadi dua kategori utama: Open Cup (OC ) dan Closed Cup (CC) flash point. Berikut ini adalah perbedaan antara closed cup dan open cup flash point.

Closed Cup

Pengujian Closed Cup Flash point bertujuan untuk mensimulasikan situasi tumpahan cairan dalam lingkungan tertutup. Jika cairan berada pada, atau di atas, flash point yang kemungkinan terjadi kebakaran atau ledakan bila terkena sumber pengapian.

Dalam pengujian Closed Cup, sampel ditempatkan di dalam test cup tertutup dan sumber pengapian diaplikasikan untuk mengukur suhu di mana sampel menyala , yang dikenal sebagai Flash Point.

Contoh metoda closed cup adalah Abel, Abel-Pensky, Pensky-Martens, Tag Closed Cup

Open Cup

Pengujian Open Cup mensimulasikan potensi pengapian tumpahan cairan dalam kondisi terbuka (tidak dalam lingkungan tertutup), misalnya tumpahan cairan di lantai. Dalam uji open cup, sampel tidak tertutup tapi dipanaskan secara terbuka dan sumber pengapian diaplikasikan di permukaannya pada interval tertentu untuk memeriksa flash point.

Instrumen open cup akan selalu memberikan nilai flash point lebih tinggi dari open cup dikarenakan metoda open cup memungkinkan hilangnya uap gas (vapor) ke atmosfer di atas instrumen. Pengujian closed cup biasanya diminta karena hasil presisi yang baik.

Contoh metoda closed cup adalah Cleveland Open Cup (COC)


Wednesday, 5 July 2017

Menghitung Nilai Gross Heating Value (GHV) dari Hasil Komposisi Gas Alam

0 comments


Pada postingan kali ini akan membahas cara menghitung Gross Heating Value (Volume basis) dengan menggunakan metode ISO 6976-1995 dengan kondisi referensi pembakaran 0 derajat celcius (0 °C) dan unit Kcal/Nm3, tabel physical properties diambil dari GPA 2145, disarankan agar membaca juga "GIIGNL - LNG Custody Transfer Handbook" untuk menambah referensi anda.

Langkah-langkah untuk menghitung nilai Gross Heating Value adalah sebagai berikut ;

Langkah Pertama – Kalibrasi GC
• Lakukan kalibrasi alat GC menggunakan standar gas, pastikan standar gas yang digunakan belum kadaluarsa

• Catat peak area setiap komponen

• Hitung Response Factor (RF) untuk masing-masing komponen dengan menggunakan menggunakan rumus sebagai berikut:

K = Ms/Ps

Dimana;
K = Response Factor (RF)
Ms = % Mol standar gas
Ps = Peak area standar gas

• Hitung Rerata Response Factor (RF)

• Hitung nilai % Error (RPD) dengan rumus;
• Bandingkan % error yang didapat dengan keberterimaan repeatability di metoda standar GPA 2261, apabila sama atau lebih kecil maka data kalibrasi bisa dipakai untuk analisis sampel.

Contoh data kalibrasi












Langkah Kedua – Analisis Sampel
• Analisis sampel dengan kondisi penetapan yang sama pada saat kalibrasi alat GC

• Catat peak area setiap komponen

• Hitung konsentrasi sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Mu=Pu/K

Dimana;
Mu = Konsentrasi sampel (unknown)
Pu = Peak area sampel (unkonown)
K = Response Factor (RF), yang didapat saat kalibrasi


• Hitung Rerata konsentrasi sampel sebelum normalisasi, data bisa diterima apabila konsentrasi sampel sebelum normalisasi 99 - 101 %.

• Hitung % Error (RPD) sesuai rumus di atas, data bisa diterima apabila % error sama atau lebih kecil dari batasan GPA 2261

• Lakukan Normalisasi Rerata “konsentrasi sebelum normalisasi” dengan cara membagi konsentrasi komponen dengan jumlah komponen (sebelum dinormalisasi) dikalikan dengan 100.

Contoh perhitungan normalisasi sampel;
CH4 (normalisasi) = Kadar CH4 (sebelum normal.) / jumlah (sebelum normal.) * 100
                              = (96.059/99.369)*100
                              = 96.67

Contoh data hasil analisis sampel














Langkah Ketiga – Hitung Gross Heating Value (GHV) dalam Kcal/Nm3
• Hitung Fraksi Mol (Xi) setiap komponen dengan membagi konsentrasi sesudah normalisasi dengan 100.

• Input data Gross Heating Value (volume basis) setiap komponen atau Hi (MJ/m3) dari tabel GPA 2145

• Kalikan fraksi mol dengan GHV setiap komponen

• Input compression factor  setiap komponen (Zi) dari tabel GPA 2145

• Hitung Gross Heating Value dalam Kcal/Nm3 dengan rumus sebagai berikut

Dimana;
HVn = Gross Heating Value (volume basis) sampel dalam Kcal/Nm3, dibulatkan ke zero               decimal
Xi = Fraksi Mol komponen
Hi = Gross Heating Value (volume basis) komponen
Zi = Nilai compression factor komponen

Contoh data perhitungan GHV dari tabel di bawah;
HVn = ((40.911155 *238.8887)/(1-(0.0509227)^2))
         = 9799 Kcal/Nm3








Tuesday, 6 June 2017

Metoda Uji Penetapan Air (Water Content) Sampel Petroleum - ASTM D6304

0 comments


Prinsip

Sejumlah volume sampel diinjeksikan ke dalam sel titrasi peralatan Coulometric Karl Fischer, dimana iodine untuk reaksi Karl Fischer dihasilkan secara coulometric pada anodanya. Jika semua air telah dititrasi, iodine yang berlebihan dideteksi oleh sebuah detektor electrometric endpoint dan titrasi dihentikan. Berdasarkan stoikiometri dari reaksi, 1 mol iodine bereaksi dengan 1 mol air; jadi, jumlah air adalah proporsional terhadap total arus listrik terintegrasi sesuai dengan hukum Faraday.


Alat

1. Karl Fischer Moisture Titrator, KEM MKC-520, dengan diafragma

2. Syringe, 250 ul, 500 ul, 1 ml, 2 ml, 3 ml

3. Timbangan Analitik.


Pereaksi

1. Larutan anolit - Hydranal AG

2. Larutan katolit - Hydranal CG


Persiapan peralatan

1. Isi sel titasi koulometri dengan 100 mL larutan anolit (hydranal AG) dan katoda dengan 5 mL larutan katolit (hydranal CG).

2. Hidupkan sakelar daya (terletak di panel depan alat), pada display muncul "Press Pre-Titr. key".

3. Mulai Pra-titrasi dengan menekan tombol [Pre-Titr.]. Tunggu sampai pra-titrasi selesai, kemudian pada display akan muncul "Ready".



Prosedur Analisis

1. Tekan tombol [Start], muncul pesan “Sample In - press [Start] key

2. Ambil syringe bersih dan kering, tempatkan ujung syringe ke dalam sampel dan tarik kembali plunger ke volume maksimal. Lalu buang sampel untuk membilas syringe

3. Ambil sejumlah sampel ke dalam syringe sesuai tabel 1- ASTM D6304, bersihkan ujung syringe dengan kertas tissue

4. Tempatkan syringe dan isinya pada timbangan analitik, catat bobot (W1) setelah stabil

5. Masukkan jarum syringe ke dalam septum dan injek sampel ke dalam sel titrasi.

6. Segera tekan tombol [Start], lalu letakkan kembali syringe ke timbangan analitik, catat bobot (W2).

7. Pengukuran dimulai dengan muncul “Measurement” dengan pembacaan moisture di display

8. Setelah titrasi selesai, pada display muncul “Input Weight”, masukkan bobot W1 dan W2

9. Pada display muncul “Result”, catat hasil pengukuran




Perhitungan

Hitung kandungan air pada contoh uji dengan kalkulasi sebagai berikut :


                                             Moisture (ug)
Water content (ppm) = Fx --------------------- 
                                           W1 (g) - W2 (g)


Dimana;
F = Nilai Faktor
W1 = bobot sampel + syringe sebelum diinjeksikan
W2 = Bobot sample + syringe setelah diinjeksikan


Contoh perhitungan;

W1 = 33.3160 g
W2 = 27.3584 g
Moisture = 269.1 μg






Referensi

ASTM D6304
KEM Karl Fischer Titrator - MKC 520  manual

Monday, 17 April 2017

Metode penentuan air dan sedimen (BS&W) - ASTM D4007

0 comments



      Kandungan air dan sedimen minyak mentah sangat penting karena dapat menyebabkan korosi peralatan dan masalah dalam pengolahan. ASTM D 4007 adalah prosedur penentuan kandungan air dan sedimen (BS&W) di laboratorium menggunakan metoda sentrifugasi.


Prinsip Analisis
Total 100 mL sampel yang jenuh air diputar dengan kecepatan 600 rcf selama 10 menit pada temperatur 60 ºC dengan tabung sentrifus berbentuk kerucut. volume dari lapisan air di bagian atas dan lapisan sedimen di bagian bawah tabung dibaca


Peralatan
1. Sentrifus, Stanhope Seta, model 90000-2 P

2. Tabung sentrifus, bentuk ujung kerucut, panjang 8 inci (203 mm) atau 6 inci (167 mm), mempunyai skala volume dalam mm, sesuai standar ASTM D 4007.

3. Stopper tabung sentrifus

4. Pipet


Bahan
1. Toluen, jenuh air pada 60 ° C (140 ° F)

2. Demulsifier


Persiapan Alat
1. Nyalakan alat sentrifus dengan menekan tombol power “ON” di sebelah kiri alat.

2. Tekan tombol SPEED/RCF untuk merubah SPEED (dalam rpm)dan Relative Centrifugal Force -RCF (dalam G). pilih RCF.

3. Atur RCF menunjukkan angka 600 dengan memutar Coarse Speed Control dan Fine Speed Control.

4. Atur timer menunjukkan angka 10 dengan memutar tombol Timer Control, tampilan timer akan mulai hitung mundur ketika alat telah mencapai kecepatan yang ditentukan.

5. Atur suhu pengujian pada 60 °C dengan memutar tombol Temp Control.


Prosedur Analisis:
1. Kocok sampel kuat-kuat untuk memastikan homogen.

2. Isi masing-masing dua tabung sentrifus sampai tanda 50 mL dengan sampel.

3. Tambahkan toluen ke tabung sampai mencapai tanda 100 mL.
CATATAN: Dalam kasus di mana minyak mentah sangat kental sehingga pencampuran akan sulit, toluen dapat ditambahkan ke tabung dahulu untuk memfasilitasi pencampuran.

4. Tempatkan stopper dalam tabung dan kocok kuat-kuat.

5. Kendurkan stopper sedikit dan rendam tabung sampai tanda 100 mL selama minimal 15 menit dalam bath 60° F ( 140 °F).

6. Ambil tabung dan lap sampai kering.

7. Kencangkan stopper dan kocok dengan cara membolak-balikan tabung 10 kali untuk memastikan pencampuran homogen sampel dengan pelarut.

8. Lepaskan stopper untuk menghilangkan tekanan dan kencangkan kembali.

9. Tempatkan tabung di alat sentrifus dan pastikan sentrifus seimbang dengan menempatkan tabung berbobot sama dalam posisi berlawanan di dalam sentrifus.

10. Putar sampel selama 10 menit di sentrifus.

11. Segera setelah sentrifus berhenti, baca dan catat volume gabungan dari air dan sedimen di bagian bawah tabung.

12. Jika pemisahan secara jelas tidak dapat ditentukan antara air ditambah sedimen dan sampel, tambahkan beberapa tetes demulsifier dan putar kembali.

13. Setelah mencatat pembacaan awal, letakkan kembali tabung tanpa agitasi ke sentrifus dan putar untuk tambahan 10 menit.

14. Ulangi prosedur ini sampai volume gabungan dari air dan sedimen tetap konstan selama 2 pembacaan berturut-turut.

Perhitungan
Catat volume akhir air dan sedimen di masing-masing tabung. Jika perbedaan antara dua bacaan lebih besar dari satu subdivisi pada tabung sentrifus (lihat Tabel 1 ASTM D 4007) atau 0,025 mL untuk pembacaan ≤ 0,10 mL, hasil pembacaan tidak dapat diterima dan harus diulang.

Pelaporan
Ambil jumlah dari dua bacaan yang konsisten dan laporkan sebagai persentase volume air dan sedimen, seperti pada Tabel di bawah;
Pelaporan pembacaan volume, mL

Friday, 14 April 2017

Cara Uji Copper Strip Corrosion – ASTM D 130

0 comments


      Minyak bumi umumnya mengandung senyawa sulfur, walaupun sebagian besar dihilangkan selama pemurnian di kilang, namun kemungkinan masih ada senyawa sulfur yang tersisa dalam produk akhir. Senyawa sulfur dapat memicu korosi pada logam dengan efek yang bervariasi sesuai dengan jenis kimia senyawa sulfur yang terkandung. Pengujian Copper Strip Corrosion sesuai ASTM D130 dirancang untuk menilai tingkat korosi pada tembaga (corrosiveness to copper) dari produk minyak bumi.


Prinsip Analisis
Suatu lempeng tembaga yang telah digosok, direndam dalam sejumlah sampel dan dipanaskan pada temperatur dan waktu tertentu. Pada akhir pengujian, lempeng tembaga dikeluarkan dari sampel yang diuji, dikeringkan dan dibandingkan warnanya dengan standar pengkaratan lempeng tembaga.

Peralatan
1. Tabung uji, 25 x 150 mm.

2. Penangas tabung uji yang mampu konstan pada temperatur (40 ± 1)°C. Dilengkapi dengan pemegang tabung uji dalam posisi tegak lurus dan dicelupkan sampai kedalaman sekitar 100 mm (4 inci).

3. Bomb uji pengkaratan lempeng tembaga, terbuat dari baja tahan karat dengan ukuran sesuai persyaratan ASTM D 130.

4. Panangas bomb uji, yang mampu menahan temperatur konstan pada (40 ± 1)°C. Dilengkapi dengan pemegang bomb dalam posisi tegak lurus. Penangas harus cukup dalam, sehingga bomb uji dapat terendam keseluruhannya.

5. Termometer, dicelupkan keseluruhannya skala terkecil 1°C alur air raksa tidak boleh berada di atas permukaan media penangas lebih dari 25 mm (1 inci). Termometer dengan kode ASTM 12 C (12F) atau IP 64 (64 F) cocok untuk digunakan.

6. Alat bantu penggosok, untuk memegang lempeng tembaga dengan kuat tanpa merusak pinggiran lempeng tersebut sewaktu digosok.

7. Standar pengkaratan lempeng tembaga ASTM.

8. Pinset.

Bahan-bahan
1. Pelarut pencuci, pelarut hidrokarbon yang mudah menguap, dengan syarat tidak mengandung belerang dan tidak menimbulkan pengkaratan, jika diuji pada temperatur 40°C. Iso-oktan dengan mutu uji ketuk cocok untuk digunakan.

2. Bahan penggosok, kertas gosok silikon karbida dengan berbagai tingkat kehalusan, mencakup kertas gosok 65 µm (240 grit), silikon karbida 105 µm (150 mesh).

3. Lempeng tembaga, berukuran 12,5 x 1,5 - 3,0 x 75 mm.

Persiapan Alat

1. Hidupkan saklar dan atur suhu yang diinginkan dengan memutar tombol pada thermoregulator

2. Biarkan penangas mencapai suhu yang diinginkan dan telah stabil

Prosedur pengujian
1. Saring sampel dengan kertas saring untuk mengeringkan air yang tersuspensi dan tampung sampel ke dalam tabung uji yang kering dan bersih.

2. Bersihkan lempeng tembaga dengan menggosok mempergunakan bahan penggosok seperti karborandum atau kertas gosok silikon karbida. Gosokan dilakukan searah, agar memudahkan evaluasi hasil warna yang terjadi pada lempeng tembaga. Hindarkan terjadi kontak dengan tangan atau percikan air.

3. Rendamkan lempeng tembaga ke dalam pelarut pencuci (atau iso-oktan) dengan pinset goyangkan sesaat, kemudian angkat dan keringkan dengan cara menyentuhnya dengan kertas pengering.

4. Masukkan lempeng tembaga ke dalam tabung uji yang telah berisi sampel sekitar 30 ml. Kemudian tutup dengan gabus.

5. Masukkan tabung uji ke dalam bomb uji, tutup dan kencangkan tutupnya.

6. Buka karet penutup penangas, kait bomb uji dengan alat pengait, masukkan ke dalam penangas, dan tutp kembali penangas.

7. Rendam hingga tenggelam bomb uji ke dalam bak penangas pada temperature (40 ±1)°C, selama 3 jam ± 5 menit

8. Angkat bomb uji dari bak penangas setelah perendaman, dinginkan bomb beberapa menit dengan air keran yang mengalir.

9. Buka bomb dan keluarkan lempeng tembaga dari tabung uji dengan pinset, rendam beberapa saat dalam pelarut pencuci.

10. Angkat lempeng tembaga, dengan menyentuhnya dengan kertas pengering. Periksa hasil warna yang terjadi dengan membandingkan terhadap standar pengkaratan lempeng tembaga ASTM D130 pada tabel di bawah;



Pelaporan

Laporkan tingkat pengkaratan sesuai dengan nomor pada salah satu tingkat pengklasifikasian dari Standar Pengkaratan Lempeng Tembaga ASTM D130, dengan mencantumkan temperatur dan waktu pengujian.


Refrensi

ASTM D130
Kohler K25310 Copper Strip Corrosion Test Bomb Bath Manual

Tuesday, 11 April 2017

Cara Uji Kinematic Viscosity - ASTM D445

0 comments

Pengukuran viskositas dari produk petroleum merupakan parameter penting untuk diketahui, hal ini diperlukan untuk estimasi penyimpanan, penanganan, dan kondisi operasional yang optimum. Banyak metoda uji viskositas, salah satunya adalah menggunakan viskometer kapiler sesuai ASTM D445.

Berikut adalah prosedur pengukuran kinematic viscosity untuk produk hidrokarbon kondensat sesuai ASTM D445;

Prinsip Analisis
Viskositas kinematik ditentukan dengan cara mengukur waktu aliran contoh melalui viskometer kapiler  terkalibrasi pada suhu tertentu berdasarkan hukum aliran gravitasi.


Alat
a. Viskometer jenis kapiler kaca, terkalibrasi


          Keterangan gambar viskometer kapiler:
1. Kaki pengukur
2. Kaki berdiameter besar
3. Bola penampung contoh
4. Garis batas bawah
5. Garis batas atas
6. Bola tempat contoh
b. Penyangga viskometer

c. Viscometer bath, TANAKA KV-6

d. Thermometer khusus untuk penetapan viskositas kinematik

e. Stop Watch

e. Bulb atau pompa untuk menyedot sampel


Bahan Kimia
a. Larutan pengering, seperti aseton
b. Larutan pembersih asam kromat.


Persiapan Bath
1. Nyalakan alat dengan menekan tombol switch ON, pilih suhu yang akan dikalibrasi dengan menekan tombol SELECT

2. Tunggu sampai suhu yang diinginkan tercapai

3. Pasang Thermometer terkalibrasi pada bath

4. Catat suhu yang muncul di alat dan pembacaan Thermometer


Kalibrasi Bath
1. Tekan tombol FUNC. dan RESET secara bersamaan, dan lepaskan tombol RESET pertama kali disusul tombol FUNC., akan muncul huruf "P" diikuti nilai koreksi sekarang

2. Hitung nilai koreksi baru

3. Masukkan nilai koreksi baru dengan menekan tombol panah

4. Setelah memasukkan nilai koreksi baru, tekan RESET untuk meninggalkan mode kalibrasi


Prosedur Analisis
1. Masukkan sampel ke dalam viskometer dengan cara tempatkan viskometer dengan posisi terbalik, kemudian celupkan kaki viskometer nomor 1 ke dalam sampel.
 2. Hisap sampel tersebut melalui kaki nomor 2 sampai permukaan mencapai garis tanda nomor 4 (lihat Gambar viskometer kapiler). Balikkan kembali viskometer pada posisi normal setelah bagian luarnya dibersihkan.
3. Masukkan viskometer ke penyangga (holder) dan tempatkan dalam viscosity bath, tutup viskometer kapiler yang berisi contoh. Jika contoh mengandung partikel padat, saring dengan saringan 75 µm (200 mesh) sebelum dimasukkan ke dalam viskometer.

4. Biarkan viskometer yang telah diisi berada di dalam bath sampai mencapai suhu uji (±30 menit)

5. Isap larutan sampai kaki nomor satu, biarkan larutan mengalir turun untuk membasahi permukaan bagian dalam viskometer.

6. Isap larutan dalam viskometer dari bola 3 sampai bola 6, tentukan waktu alir mulai dari garis batas 5 sampai dengan garis batas 4. Jika waktu alir kurang dari spesifikasi minimum (200 detik), pilih viskometer berdiameter lebih kecil dan ulangi pekerjaan tersebut.

7. Lakukan untuk waktu ukur aliran kedua, hitung viskositas kinematik dalam satuan cSt.

8. Jika dua pengukuran sesuai dengan “determinability” (lihat tabel ASTM), dapat langsung dirata-ratakan. Jika tidak sesuai, ulangi pengukuran setelah membersihkan dan mengeringkan viskometer dengan benar


Membersihkan Viskometer

1. Antara dua pengukuran yang berselang, bersihkan viskometer dengan cara dicuci dengan pelarut contoh beberapa kali, dan dibilas dengan aseton. Keringkan dengan udara kering yang bersih, sampai sisa-sisa bilasan hilang

2. Secara periodik bersihkan viskometer dengan larutan pembersih asam kromat selama beberapa jam, untuk menghilangkan deposit organik yang tertinggal, bilas dengan air dan aseton, dan keringkan dengan udara kering yang bersih.


Perhitungan
Hitung viskositas kinematik, v, menurut persamaan berikut :

Kinematic viscosity ν = C.t

Dimana:
C = konstanta viskometer kapiler
t = waktu alir

Pelaporan
Laporkan viskositas kinematik dalam satuan cSt hingga 4 angka bermakna, cantumkan suhu pengerjaan


Referensi
ASTM D445
Manual Alat Viscosity Bath - TANAKA KV-6

Sunday, 13 November 2016

Density, SG, dan API Gravity – ASTM D 1298

11 comments


DEFINISI

Densitas adalah massa massa (berat dalam volume) suatu cairan persatuan volume pada 15 ° C.

Specific gravity (SG) adalah perbandingan massa yang dihasilkan oleh sejumlah volume tertentu cairan pada 60°F (15,6°C) terhadap massa yang dihasilkan oleh sejumlah volume yang sama air murni pada temperatur yang sama.

API Gravity adalah fungsi khusus dari kerapatan relatif (berat jenis) 60/60 ° F, diperoleh dari:
(141.5/SG 60/60°F) - 131.5

Monday, 22 August 2016

Cara Uji Salt Content sampel Kondensat

0 comments


PRINSIP ANALISIS

Sampel uji homogen dilarutkan dalam pelarut mixed alcohol dan ditempatkan dalam wadah pengujian yang terdiri dari beaker gelas dan satu set elektroda. Sebuah tegangan istrik dihantarkan pada elektroda, dan arus yang dihasilkan diukur. Kandungan Klorida (garam) diperoleh dengan mengacu pada kurva kalibrasi arus terhadap konsentrasi klorida dari larutan yang telah diketahui.

Friday, 8 April 2016

Prosedur GC Set up - GPA 2261

0 comments


Prosedur set up GC ini dilaksanakan pada GC baru atau jika kolom baru dipasang atau re-kondisi kolom. Silahkan baca : Konfigurasi GC Natural Gas Metoda GPA 2261.

Sunday, 3 April 2016

Konfigurasi GC Natural gas metoda GPA 2261

0 comments


Konfigurasi GC berikut ini untuk menganalisis natural gas (gas alam) sesuai dengan Metode GPA 2261. Instrumen memiliki sistem tiga valved menggunakan packed column 1/8 inch dengan diawali back-flush komponen C6+.

Friday, 1 April 2016

Prosedur Analisis Viscosity menggunakan viscometer

2 comments


1. Prinsip Analisis:

Viscosity (viskositas/kekentalan) adalah pengukuran gesekan didalam sebuah cairan. Gesekan ini timbul ketika lapisan suatu cairan bergerak saling berhubungan antar lapisan.

Monday, 21 March 2016

Prosedur Analisis Ash Content sampel petroleum product

1 comments


1. Ruang Lingkup

Prosedur ini digunakan untuk menetapkan kandungan ash content (kadar abu) dalam sampel petroleum product


2. Prinsip :

Sampel dalam cawan porselin dibakar di atas burner hingga jadi karbon (arang). Residu karbon dipanaskan menjadi abu dalam furnace pada suhu 775 °C, didinginkan dan ditimbang hingga bobot tetap.


3. Gangguan-gangguan :

Sampel memiliki kandungan mineral higroskopis yang tinggi, meliputi kalsium dan magnesium klorida atau sulfat, tidak seharusnya terpapar udara untuk periode waktu yang lama.


4. Peralatan

4.1 Furnace, diatur hingga suhu 775 °C dan diberi ventilasi secukupnya.
4.2. Cawan porselin, 100 ml.
4.3. Desikator, berisi silica gel biru atau bahan penyerap uap air lain yang sesuai.
4.4. Bunsen, dengan kassa logam berkaki tiga.
4.5. Neraca, kapasitas pembacaan : 0.01 gram.



5. Prosedur

5.1. Panaskan cawan porselin yang akan digunakan pengujian pada suhu 700 - 800 °C selama 10        menit. Letakkan dalam desikator, dan biarkan hingga mencapai suhu kamar.
5.2 Timbang cawan porselin yang bersih dan kering hingga 0.01 gr terdekat (A gr).
5.2. Timbang 10 – 15 gr sample ke dalam cawan, hingga 0.01 gr terdekat. Jika densitas sample        terlalu rendah untuk memuatkan 10 gr ke dalam cawan, gunakan jumlah yang        memungkinkan, tanpa melampaui batas maksimum 20 gr (B gr).
5.3. Dalam fumehood letakkan sampel di atas kasa dan kaki tiga.
5.4. Nyalakan bunsen dan panaskan cawan dengan hati-hati untuk mencegah percikan selama        2-3 menit tanpa membakar sampel hingga jadi arang seluruhnya.
5.5. Tempatkan cawan ke dalam tanur yang sudah dipanaskan hingga 775 °C ± 25 °C sedikitnya        selama 40 menit.
5.6. Keluarkan cawan dari furnace, letakkan dalam desikator, dan biarkan hingga mencapai suhu        kamar.
5.7. Timbang cawan dengan residu hingga 0.01 gram terdekat.
5.8. Periksa apakah ada bentukan yang hancur di dalam cawan, ketukkan perlahan-lahan untuk        menghancurkan kerak keras yang terbentuk.
5.9. Panaskan lagi cawan pada 775 °C sedikitnya selama 20 menit, dinginkan dalam desikator        dan timbang ulang.
5.10. Ulangi pemanasan dan penimbangan hingga perbedaan tiap penimbangan tidak melebihi         0.01 gram (C gram).
5.11. Hitung ash content dengan menggunakan persamaan :


                             (C – A)
% Ash Content = -----------x 100%
                             (B – A)

Dimana:
A  =  Bobot cawan kosong
B  =  Bobot cawan kosong + sampel awal
C  =  Bobot cawan kosong + sampel yang sudah diabukan


6.0 Referensi

ASTM D 482

Saturday, 12 March 2016

Prosedur Pengujian Heat Value dengan Bomb Calorimeter

0 comments


1. Prinsip Analisis:
Heat value ditentukan dengan membakar sampel dalam oxygen-bomb calorimeter dalam kondisi yang terkendali. Kenaikan suhu diukur oleh alat pembaca suhu. Panas pembakaran dihitung dari pengamatan suhu sebelum, selama, dan setelah pembakaran, dengan koreksi yang tepat untuk termo-kimia dan perpindahan panas.

Tuesday, 26 January 2016

Prosedur Analisis Flash Point dengan Alat Pensky-Martens Closed Cup (ASTM D 93)

0 comments


Apa itu Flash point?
Flash point adalah suhu terendah di mana uap dari benda uji menyala bila dikenai sumber pengapian pada kondisi pengujian yang ditentukan.

Monday, 18 January 2016

Perhitungan Calculated Cetane Index - ASTM D4737

0 comments



Cetane number (CN) adalah ukuran dari ignition delay bahan bakar di mesin. Cetane number yang lebih tinggi menunjukkan lebih pendek ignition delay. Karena mekasnime kerja mesin diesel berbeda dengan mesin bensin, lebih pendek ignition delay (yaitu lebih tinggi cetane number) Bahan Bakar memberikan kinerja lebih baik

Friday, 15 January 2016

Prosedur Analisis Distillation Range sampel petroleum produk (ASTM D86)

2 comments


1. Prinsip Analisis

Sebanyak 100 mL sampel didestilasi di bawah kondisi yang ditetapkan sesuai karakteristik sampel (grup 1-4). Destilasi dilakukan pada tekanan ambien, Suhu uap dan volume kondensat secara periodik dicatat. Data ini digunakan untuk menghitung hasil

Thursday, 7 January 2016

Prosedur Analisis Saybolt Color dan ASTM Color pada Sampel Petroleum Product (ASTM D 6045)

0 comments


1. Prinsip Analisis

Sampel dituangkan ke dalam sample cell, dan ditempatkan ke jalur cahaya instrumen otomatis (PFX880/P). Sebuah pengukuran transmitansi dilakukan dalam rangka menentukan nilai CIE tristimulus dari sampel yang bersangkutan. Ini kemudian dikonversi oleh instrumen dengan algoritma yang tepat untuk nilai Saybolt color atau ASTM color.



Tuesday, 17 November 2015

Cara Uji Vapor Pressure dalam sampel produk petroleum (ASTM D5191)

4 comments


1. Pendahuluan

1.1 Metode pengujian ini mencakup penentuan total vapor pressure di dalam ruang hampa
      yang diberikan oleh udara yang mengandung volatil, cairan produk petroleum. Metode
      pengujian ini cocok untuk menguji sampel dengan titik didih diatas 32 F dan yang
      mengeluarkan tekanan uap antara 7 dan 130 kPa (1,0 dan 19 psi) pada 100 F dan
      vapor-to-liquid-ratio
4:1.

1.2 Metode ini mencakup penggunaan instrumen RVP Tester yang melakukan pengukuran pada
      ukuran spesimen cairan di kisaran 1-10 mL.


2 Prinsip

2.1 Sampel dingin,jenuh udara, dimasukkan ke dalam chamber yang divakum, dikendalikan
      secara termostatik, volume internal chamber lima kali dari spesimen uji. Sampel dibiarkan
      mencapai kesetimbangan termal pada suhu uji (100 oF). Hasil kenaikan tekanan dalam
      chamber diukur menggunakan sensor pressure transduser dan indikator.

2.2 Hanya pengukuran total pressure (jumlah dari partial presure sampel dan partial pressure
      udara terlarut) yang digunakan dalam metode ini.

2.3 Total vapor pressure yang terukur dikonversi menjadi Dry Vapor Pressure Equivalent (DVPE)
      dengan menggunakan persamaan korelasi.


3 Instrumen

3.1 Instrumen yang digunakan dalam analisis ini adalah SETAPAV II Analyzer.
SETAPAV II Analyzer
3.2 Sebuah penangas air es diperlukan untuk mendinginkan sampel sampai suhu
      antara 32 dan 34 oF.



4 Pereaksi


4.1 Bahan-murni yang diketahui absolute vapor pressure digunakan untuk pemeriksaan
      pengendalian mutu. Bahan yang digunakan harus mengandung kemurnian tertinggi (grade
      reagen, jika tersedia).

4.2 reagen yang sering digunakan adalah 2,3-dimetilbutan.



5 Sampling

5.1 Sampel harus diperoleh sesuai dengan ASTM D4057 untuk mendapatkan hasil yang akurat.

5.2 pengukuran tekanan uap bisa sangat sensitif terhadap hilangnya komponen volatil
      melalui penguapan. Sampel harus dibuka hanya ketika dingin dan untuk waktu sesingkat
      mungkin.

5.3 Jangan menguji sampel yang disimpan dalam wadah bocor. buang dan dapatkan sampel baru
      jika kebocoran terdeteksi


6 Persiapan Instrumen SETAPAV II

6.1 Sambungkan pompa vakum ke sumber listrik.

6.2 Tempatkan waste container (penampung sampel hasil analisis)

6.3 Nyalakan pompa vakum

6.4 Nyalakan SETA Vap II dengan menekan tombol ON/OFF di bagian belakang instrumen.
      Note : Untuk mengubah unit,tekan dua tombol bersamaan, lalu tekan ON/OFF instrumen
      di bagian belakang. Setelah unit di layar tampil, Putar knob sampai display menunjukkan
      satuan yang diinginkan (kPa atau psi). Tekan tombol kiri, akan tampil ”Switch Off” di layar.
      Matikan instrumen dengan menekan tombol ON/OFF. Lalu hidupkan kembali menggunakan
      tombol yang sama.

6.5 Buka septum holder.

6.6 Tekan tombol ”Proceed” (panah kanan)

6.7 Instrumen akan melakukan drain selama 10 detik.

6.8 Proses akan dilanjutkan dengan purging selama 120 detik. Ketika selesai, akan ada
      bunyi biip.

6.9 Pasang septum baru ke septum holder, lalu pasang ke instrumen. Tekan tombol ”Proceed”
      (panah kanan)
      Note : Pemakaian septum max. 5 kali.

6.10 Instrumen akan melakukan evacuating selama 300 detik, dan ketika selesai akan
      mengeluarkan bunyi bip.


7 Prosedur

7.1 Dinginkan wadah berisi sampel dalam penangas air es atau refrigerator untuk mencapai
      32-34 oF. Biarkan 30 menit untuk mencapai suhu ini jika sampel dimulai pada suhu kamar.

7.2 Lap bagian atas wadah sampel hingga kering dan buka wadah untuk meyakinkan bahwa
      kandungan cairan dalam wadah sampel adalah antara 70% dan 80% dari kapasitas wadah
      sampel.

7.2.1 Jika isi wadah lebih dari 80%, tuangkan sampel agar wadah terisi dalam kisaran 70%
      volume.

7.2.2 Buang sample jika wadah terisi kurang dari 70%.

7.3 Tutup kembali wadah sampel dan kocok kuat-kuat. Simpan kembali wadah sampel ke dalam
      penangas air es selama minimal dua menit.

7.4 Pipet 3 mL sampel menggunakan syringe, tekan tombol "proceed".

7.5 Injeksikan sampel ke dalam instrumen.

7.6 Tekan ”Proceed” (panah kanan).

7.7 Instrumen akan membaca sekitar 2-4 menit. Setelah selesai, hasil akan ditampilkan :

7.8 Putar knob untuk menampilkan hasil dalam unit DVPE, EPA Crude atau Pabs.

7.9 Catat Hasil.


8 Perhitungan

8.1 Hitung DVPE berdasarkan persamaan berikut:

DVPE (kPa/psi) = (0,965X) - A *

Dimana;
X   =   total vapor presusre terukur dalam kPa (psi), dan
A   =   3.78 kPa (or 0.548 psi)


9 Referensi

1. Setavap II Operation Manual

2. ASTM D5191-01

 

Sampling & Analisis Copyright © 2013
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger