AdSense code Sampling & Analisis: Analisis Udara

Showing posts with label Analisis Udara. Show all posts
Showing posts with label Analisis Udara. Show all posts

Wednesday, 11 May 2016

Cara uji sulfat indeks dengan PbO2 candle

0 comments


1. Prinsip

Pengukuran gas SO2 di udara ambien berdasarkan prinsip difusi dari gas di udara (passive
sampler). PbO2 yang berfungsi sebagai media penjerap terhadap SO2 dipajankan di udara
selama 1 bulan. SO2 yang terserap pada PbO2 dalam bentuk ion-ion sulfit (SO3-) dan sulfat
(SO42-) dilarutkan dengan Na2CO3 kemudian direaksikan dengan BaCl2 sehingga terbentuk
BaSO4 dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 420 nm dengan
spektrofotometer sinar tampak.

Sunday, 24 April 2016

Cara uji kadar timbal (Pb) dalam Udara Ambien

0 comments


1. Prinsip

Partikel di udara ditangkap dengan menggunakan alat HVAS dan media penyaring atau filter. Timbal yang terkandung di dalam partikel tersuspensi tersebut didekstruksi dengan menggunakan pelarut asam, kemudian diukur dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom (AAS).

Thursday, 24 March 2016

Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

0 comments


1. Prinsip Analisis

Oksidan dari udara ambien yang telah dijerap oleh larutan NBKI dan bereaksi dengan ion
iodida membebaskan iod (I2) yang berwarna kuning muda. Konsentrasi larutan ditentukan
secara spektrofotometri pada panjang gelombang 352 nm.

Wednesday, 17 February 2016

Cara Uji Total Reduced Sulfur (TRS) dalam emisi sumber tidak bergerak

0 comments


1. Prinsip

    Gas buang yang mengandung oksida-oksida sulfur ditangkap dengan larutan bufer sitrat,
    TRS yang tidak terjerap dioksidasi menggunakan tungku oksidasi (oxidation furnace)
    menjadi SO2. Gas SO2 yang terbentuk dijerap dalam larutan H2O2 membentuk asam sulfat
    (H2SO4). H2SO4 yang terbentuk direaksikan dengan barium klorida membentuk barium sulfat.
    Kadar sulfat ditentukan secara turbidimetri pada panjang gelombang 420 nm.

Tuesday, 12 January 2016

Cara Uji Kadar Hidrogen Fluorida (HF) dalam Emisi Sumber tidak bergerak

0 comments


1. Prinsip Analisis

Gas HF dari aliran emisi gas buang sumber tidak bergerak dialirkan ke dalam larutan penyerap dengan menggunakan pompa hisap. pH larutan diatur dengan penambahan larutan penyangga. Ion fluorida yang terbentuk bereaksi dengan larutan La(NO3)3 dan kompleks alizarin membentuk senyawa berwarna ungu dan diukur serapannya pada panjang gelombang 620 nm menggunakan spektrofotometer.



2. Pereaksi


2.1 Larutan penyerap natrium hidroksida (NaOH) 0,1 N

a)
Larutkan 4,0 g natrium hidroksida (NaOH) dalam gelas piala 1000 mL yang berisi kurang lebih 500 mL air suling yang diletakkan dalam wadah yang berisi air es;
b)
Larutan diencerkan hingga 1000 mL lalu homogenkan.


2.2 Larutan pencuci NaOH 20% b/v

a)
Larutkan 20 g NaOH dalam gelas piala 250 mL yang berisi kurang lebih 50 mL air suling yang diletakkan dalam wadah yang berisi air es;
b)
Larutan diencerkan hingga 100 mL dan dihomogenkan.


2.3 Larutan alizarin (1,2 dihidroksiantraquinonil-3-metilamin-N, N diacetic acid)(C19H15O8N)

a)
Larutkan 0,192 g alizarin dengan 100 mL air suling dalam piala gelas;
b)
Tambahkan ke dalam larutan tersebut 2 mL larutan NaOH 2 N.
c)
Selanjutkan tambahkan HCl 0,1 N sampai larutan mencapai pH 4,5.
d)
Pindahkan larutan di atas ke dalam labu ukur 250 mL, dan tambahkan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan.


2.4 Larutan lanthanum nitrat (La(NO3)3)

Larutkan 0,433 g La(NO3)3. 6H2O dengan air suling ke dalam labu ukur 100 mL, encerkan hingga tanda tera lalu homogenkan.


2.5 Larutan penyangga

a)
Larutkan 200 g natrium asetat trihidrat (CH3COONa.3H2O) dengan 200 mL air suling dalam piala gelas.
b)
Tambahkan 25 mL CH3COOH pekat.
c)
Larutan dihomogenkan dan diatur pHnya hingga mencapai 5,2 dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N atau CH3COOH 0,1 N.
d)
Pindahkan larutan ke dalam labu ukur 1000 mL, tambahkan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan.

2.6 Larutan asam klorida (HCl) 0,1 N

Pipet 2,1 mL HCl pekat masukkan ke dalam labu ukur 250 mL yang berisi kurang lebih 100 mL air suling, encerkan hingga tanda tera lalu homogenkan.


2.7 Larutan induk fluorida (F- ) 100 µg mL

a)
Larutkan 0,221 g NaF ke dalam labu ukur 1000 mL dengan air suling, encerkan hingga tanda tera lalu homogenkan.
b)
Larutan disimpan dalam botol polietilen.


2.8 Larutan standar flourida (F- )/mL

a)
Pipet 1 mL larutan induk fluorida 100 µg F-/mL ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian diencerkan dengan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan;
b)
Larutan disimpan dalam botol polietilen.

CATATAN Setiap 1 mL larutan mengandung 1 µg F-


2.9 Aseton (CH3COCH3) p.a



3. Peralatan

a) rangkaian peralatan pengambilan contoh uji HF seperti pada Gambar 1;
b) labu ukur 50 mL, 100 mL, 250 mL, dan 1000 mL;
c) pipet volumetrik 1 mL; 2 mL; 5 mL; 10 mL dan 15 mL;
d) karet penghisap;
e) gelas ukur 100 mL;
f) gelas piala 100 mL; 250 mL; 500 mL dan 1000 mL;
g) spektrofotometer dilengkapi kuvet;
h) timbangan analitik dengan ketelitian 4 desimal;
i) kaca arloji;
j) desikator;
k) oven; dan
l) pH meter.



Gambar 1 Rangkaian peralatan pengambil contoh uji HF

Keterangan gambar:

A       adalah pipa pengambil contoh uji;
B       adalah flange;
C       adalah elemen pemanas;
D       adalah glass wool ;
E1, E2    adalah botol penyerap 250 mL;
F1, F2    adalah kran cabang tiga;
G       adalah tabung pengering;
H       adalah botol pencuci berisi NaOH 20%;
I       adalah pompa penghisap;
J       adalah gas meter (1 L – 5 L per putaran);
K       adalah termometer;
L       adalah manometer;
M       adalah pengatur temperatur;
N1      adalah kran penutup;
N2      adalah kran pengatur kecepatan alir;
O       adalah pipa karet (flurorubber);
P       adalah wadah pendingin.



4. Pengambilan contoh uji

a)
Rangkai peralatan pengambilan contoh uji seperti pada Gambar 1.
b)
Masukkan 50 mL larutan penyerap pada langkah 2.1 ke dalam masing-masing botol penyerap dan masukkan pula 50 mL larutan pencuci pada langkah 2.2 ke dalam botol pencuci.
c)
Masukkan pipa pengambil contoh uji ke dalam cerobong dan panaskan pada suhu 120 oC. Pertahankan suhu pipa selama pengambilan contoh uji.
d)
Arahkan aliran gas buang ke posisi pencucian hingga aliran akan melalui botol pencuci.
e)
Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir antara 1 L/menit - 2 L/menit, matikan pompa setelah 5 menit.
f)
Arahkan aliran gas buang ke posisi pengambilan contoh uji hingga aliran akan melalui botol penyerap.
g)
Baca penunjukan awal volum pada gas meter, V1 (L).
h)
Hidupkan pompa dan lakukan pengambilan contoh uji sampai volum total sekitar 10 L dengan mengatur laju alir gas meter antara 1 L/menit - 2 L/menit.
i)
Catat temperatur dan tekanan gas buang pada saat pengambilan contoh dengan menggunakan termometer dan manometer pada gas meter.
j)
Matikan pompa, tutup aliran gas dan baca penunjukan akhir volum pada gas meter, V2 (L).


5. Persiapan pengujian

5.1 Pembuatan kurva kalibrasi

a)
Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat.
b)
Pipet 0 mL; 1 mL; 2 mL; 5 mL; 10 mL dan 15 mL larutan standar F- 1 µg/mL ke dalam labu ukur 50 mL, lalu tambahkan air suling hingga volum akhir 20 mL.
c)
Tambahkan berturut-berturut ke dalam masing-masing labu ukur 5 mL larutan alizarin, 5 mL larutan penyangga dan 1 mL larutan lantanum nitrat.
d)
Tepatkan isi labu ukur dengan aseton, lalu dihomogenkan.
e)
Diamkan larutan selama 1 jam, sampai terbentuk senyawa kompleks.
f)
Ukur serapan masing-masing larutan standar menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm.
g)
Buat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah ion fluorida (µg).


5.2 Persiapan contoh uji

a)
Pindahkan larutan yang berisi contoh uji dari kedua botol penyerap ke dalam labu ukur 250 mL.
b)
Bilas botol penyerap dengan sedikit air suling dan air bilasan dimasukkan ke dalam labu ukur di atas. Isi labu ditepatkan dengan air suling sampai tanda tera lalu dihomogenkan.
c)
Masukkan 100 mL larutan penyerap (blanko lapangan) ke dalam labu ukur 250 mL, encerkan dengan air suling. Larutan ini digunakan sebagai blanko .



6. Pengujian contoh uji

a)
Pipet 20 mL larutan contoh uji dari labu ukur 250 mL pada langkah 5.2 butir b) ke dalam labu ukur 50 mL.
b)
Pipet 20 mL larutan blanko pada langkah 5.2 butir c) dan masukkan ke dalam labu ukur 50 mL.
c)
Lakukan sesuai dengan langkah-langkah pada 5.1 butir c) sampai f).
d)
Baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi contoh uji dengan menggunakan kurva kalibrasi.



7. Perhitungan

7.1 Volum contoh uji udara yang diambil

Volum contoh uji gas yang diambil, dikoreksi pada kondisi normal (25oC, 760 mm Hg) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:




dengan pengertian:

Vs       adalah volum contoh uji gas yang diambil pada kondisi normal (L);
V       adalah volum dari pembacaan gas meter dengan menghitung V2 - V1 (L);
Pa       adalah tekanan udara atmosfer, (mmHg);
Pm       adalah tekanan dibaca pada gas meter (mmHg);
Pv       adalah tekanan uap air jenuh pada temperatur t°C (mmHg), lihat pada lampiran tabel;
t       adalah temperatur gas dibaca pada gas meter (°C);
298       adalah konversi temperatur pada kondisi normal (25oC) ke dalam Kelvin;
273       adalah konversi temperatur pada kondisi normal (0oC) ke dalam Kelvin; dan
760       adalah tekanan udara standar (mmHg).


7.2 Konsentrasi HF dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak

Konsentrasi HF dalam contoh uji dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:




dengan pengertian:

C       adalah konsentrasi hidrogen fluorida (mg /Nm3);
A       adalah jumlah ion fluorida yang didapat dari kurva kalibrasi (µg F-);
b       adalah jumlah ion fluorida dalam larutan blanko (µg F-);
Vs       adalah volum contoh gas uji dikoreksi pada kondisi normal pada 25°C, 760 mmHg (L);
20       adalah berat molekul HF;
19       adalah berat atom F;
250     adalah volum contoh uji yang diencerkan dalam labu ukur 250 mL;
20       adalah volum contoh uji yang dipipet.



Referensi


SNI 19-7117.9-2005

Wednesday, 9 December 2015

Cara uji NOx dengan metoda Phenol Disulphonic Acid (PDS) dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak

0 comments


Prinsip

Pengambilan contoh uji oksida-oksida nitrogen (NOx) dilakukan dengan cara dihisap ke dalam labu vakum yang berisi larutan penjerap. Volum gas yang dihisap sama dengan volum labu vakum dan dikoreksi pada kondisi tekanan dan temperatur sebelum pengukuran dan setelah pengukuran. Hasil reaksi antara oksida-oksida nitrogen (NOx) dan larutan penjerap dianalisis dengan metoda PDS menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm.


Thursday, 5 November 2015

Cara Uji SO2 (metoda pararosanilin) di Udara ambien

1 comments


Prinsip

Gas sulfur dioksida (SO2) diserap dalam larutan penyerap tetrakloromerkurat membentuk senyawa kompleks diklorosulfonatomerkurat. Dengan menambahkan larutan pararosanilin dan formaldehida, kedalam senyawa diklorosulfonatomerkurat maka terbentuk senyawa pararosanilin metil sulfonat yang berwarna ungu. Konsentrasi larutan di ukur pada panjang gelombang 550 nm.

Cara Uji NO2 (metoda Griess Saltzman) di Udara Ambien

0 comments


Prinsip

Gas nitrogen dioksida diserap dalam larutan Griess Saltzman sehingga membentuk suatu senyawa azo dye berwarna merah muda yang stabil setelah 15 menit. Konsentrasi larutan ditentukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm.

Cara Uji Amoniak (metoda indofenol) di Udara Ambien

3 comments


Prinsip

Amoniak dari udara ambien yang telah dijerap oleh larutan penjerap asam sulfat, akan membentuk amonium sulfat. Kemudian direaksikan dengan fenol dan natrium hipoklorit dalam suasana basa, akan membentuk senyawa komplek indofenol yang berwarna biru. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm.

Sunday, 25 October 2015

Cara Uji Total Suspended Particulate (TSP) dalam Udara Ambien dengan alat HVAS

0 comments


Prinsip

Udara dihisap melalui filter di dalam shelter dengan menggunakan pompa vakum laju alir tinggi sehingga partikel terkumpul di permukaan filter. Jumlah partikel yang terakumulasi dalam filter selama periode waktu tertentu dianalisa secara gravimetri. Laju alir di pantau saat periode pengujian. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk satuan massa partikulat yang terkumpul per satuan volum contoh uji udara yang diambil sebagai µg/m3.

 

Sampling & Analisis Copyright © 2013
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger